DIPLOMASI PERTAHANAN INDONESIA TERHADAP PELANGGARAN WILAYAH OLEH CHINA DI PERAIRAN KEPULAUAN NATUNA MELALUI PELAKSANAAN LATIHAN PUNCAK ANGKASA YUDHA TNI AU TAHUN 2016
DOI:
https://doi.org/10.33172/jdp.v5i3.442Abstract
Abstrak – Pasca insiden penangkapan kapal pencuri ikan nelayan China di perairan Kepulauan Natuna, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menyampaikan pesan bahwa perairan Natuna adalah milik Indonesia yang sah dan berdaulat. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan di Natuna pasca insiden tersebut adalah pelaksanaan Latihan Puncak Angkasa Yudha yang diselenggarakan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Latihan Puncak Angkasa Yudha adalah latihan rutin dan tertinggi yang dimiliki oleh TNI AU. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan studi kasus, tesis ini akan mengkaji tentang peran dan bentuk Diplomasi Pertahanan yang terkandung dalam pelaksanaan Latihan Puncak Angkasa Yudha dalam rangka turut menciptakan pertahanan dan keamanan di kawasan perairan Natuna. Teori yang dipakai dalam tesis ini ialah teori kekuatan udara, teori deterensi non-nuklir, dan konsep diplomasi pertahanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Latihan Puncak Angkasa Yudha memiliki peran sebagai diplomasi pertahanan Indonesia dalam menjaga pertahanan dan keamanan perairan Natuna, serta adanya deterrence effect atau daya gentar yang berbentuk pengurangan angka pelanggaran batas wilayah hukum oleh China di wilayah tersebut sebagai bukti peningkatan kapasitas (capacity building) dan peningkatan kepercayaan (confidence building measures/CBMs) sekaligus meningkatkan hubungan harmonis dengan negara China yang sempat tegang akibat insiden tersebut.
Kata kunci: China, deterrence effect, Diplomasi Pertahanan, Latihan Puncak Angkasa Yudha, Natuna
Abstract – After the incidents of Chinese illegal fishing boat arrests in the Natuna Islands waters, various attempts were made by the Indonesian government to convey the message that Natuna waters’ sovereignty is owned legitimately by Indonesia. One of the activities carried out in Natuna after the incident was the Grand Exercise Angkasa Yudha which was organized by the Indonesian Air Force. Angkasa Yudha Exercise is the annual exercise and the highest form of exercise of Indonesian Air Force. This study uses qualitative research method and study case approach that will examine the role and and forms of defense diplomacy contained in the exhibition of Angkasa Yudha Exercise. Theories used in this thesis are air power theory, deterrence theory (non-nuclear deterrence), and defense diplomacy concept. From this study, it could be concluded that Angkasa Yudha Exercise has a role as Indonesia’s defense diplomacy in maintaining the defense and security of Natuna waters in terms of capacity building and confidence building measures (CBMs), also it gives deterrence effect in the form of reducing the number of Chinese’s violations in the area, this effort also aims to increase harmonious relations with the once-tensed relation with China after the incident.
Keywords: Angkasa Yudha exercise, defense diplomacy, deterrent effect, China, Natuna
References
Daftar Pustaka
Buku
McNabb, D. E.. Research Methods for Political Science. 2010. New York: M.E. Sharpe Inc.
Artikel/Berita Internet
“Kunjungi Natuna Presiden Jokowi Akan Pimpin Rapat Terbatas di Atas KRI Imam Bonjol” dalam http://setkab.go.id/kunjungi-natuna-presiden-jokowi-akan-pimpin-rapat-terbatas-di-atas-kri-imam-bonjol/ 23 Juni 2016, diakses pada 17 Desember , 2017.
“Latihan Angkasa Yuda Geser ke Natuna” dalam https://belitongekspres.co.id/latihan-angkasa-yuda-geser-ke-natuna 26 September 2016, diakses pada 17 Desember , 2017.
Christou, J. “‘Sovereignty’ versus ‘sovereign rights’” dalam https://cyprus-mail.com/2015/04/08/sovereignty-versus-sovereign-rights/. 8 April 2015, diakses pada 17 Desember , 2017.
Kuwado, F. J. “Jokowi ke Natuna, Gelar Ratas di Kapal Perang Imam Bonjol.” dalam https://nasional.kompas.com/read/2016/06/23/07251731/jokowi.ke.natuna.gelar.ratas.di.kapal.perang.imam.bonjol. 21 Juni 2016, diakses pada 17 Desember , 2017.
Wahyudi Soeriaatmadja. “No Joint War Games in South China Sea” dalam https://www.straitstimes.com/asia/no-joint-war-games-in-south-china-sea. 16 Oktober 2016, diakses pada 17 Desember , 2017.
Dokumen Resmi
“Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Kementerian Kelautan dan Perikanan” dalam https://jdih.kkp.go.id/peraturan/uu-2009-45.pdf 2010, diakses pada 17 Desember , 2017.
Jurnal/Publikasi Ilmiah
Peow, M. W. “The Viability of Deterrence Strategies by Non-Nuclear States.” Pointer - Journal of the Singapore Armed Forces, Vol. 40, hlm. 1-7. dalam https://www.mindef.gov.sg/oms/content/imindef/publications/pointer/journals/2014/v40n3/_jcr_content/imindefPars/download/file.res/Binder%20Pointer%20Vol40%20No3.pdf . 2 Oktober 2014, diakses pada 21 Juli , 2018
Publikasi Lain
Akhmad Hanan. “Implementasi Ketahanan Nasional dalam Menghadapi Agresifitas China di Laut China Selatan Guna Mendukung Pembangunan Pertahanan Republik Indonesia.” 11 November 2018.
Wibowo, L. S. “Latihan TNI AU Angkasa Yudha '16 Bukan Unjuk Kekuatan Militer.” Majalah Kedirgantaraan Angkatan Udara Suara Angkasa edisi Oktober, 2016. hal. 2-7.