STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI BIOMASSA DARI CEMARA LAUT (CASUARINA EQUISETIFOLIA) BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DI KABUPATEN BELITUNG TIMUR

Authors

  • Zulfikar Arrlianda LPPM Unhan

Abstract

Abstrak - Belitung Timur merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang memiliki potensi lahan kritis dan cenderung semakin meningkat luasannya  dari tahun - ketahun, akibat dari aktivitas penambangan. Kerusakan lahan yang makin meluas diperlukan program rehablitasi  yang  keberlanjutan dan terukur agar keseimbangan ekologi tetap terjaga. Penelitian ini adalah salah satu upaya guna mencari solusi atas permasalahan mitigasi lahan eks kritis sekaligus permasalahan mengenai defisit bahan bakar biomassa oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap  (PLTU) Biomassadi Desa Mempaya, Kecamatan Damar. Strategi Pengembangan Energi  Biomassa ini direncanakan melibatkan masyarakat kategori miskin melalui pemanfaatan  HTR (Hutan Tanaman Rakyat) dan Kebun energi dilahan eks tambang dengan mekanisme  pemberdayaan masyarakat melalui BUMDES, ataupun melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) Perusahaan PT. Belitung Energy. Cemara Laut  (Casuarina equisetifolia) direkomendasikan sebagai bahan baku Firewood PLTU PT Belitung Energy, merupakan  tanaman asli  banyak dijumpai dikawasan pesisir pantai  Pulau Belitung,  kemampuannya cepat tumbuh, Toleran  ph tanah berkisar 5-9, Toleran terhadap kadar garam, Biodegradable (menyuburkan tanah) karena mengandung frankia dan  mycorhiza dan memiliki potensi Kalori 5.041  KJ/Kg. Dari hasil perhitungan, kebutuhan lahan untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar PT. Belitung Energy, seyogyanya sebesar = 1,2 ton x 24 jam x 360 hari adalah sebesar 10.283.673,87 kg atau ? 10.283 Ton/tahun dan membutuhkan luasan lahan 548,46 Ha untuk jarak tanam 2x2 meter. Dari sisi Lingkungan hidup, Multiplier effect  (Efek berganda) pengembangan Cemara laut sebagai energi Biomassa untuk kebutuhan PLTU Bomassa adalah mengurangi emisi gas buang dari pembakaran bahan bakar fosil.

Kata Kunci: energi biomassa, strategi pemberdayaan masyarakat, lahan kritis, cemara laut, multiplier effect

 

Abstract- East Belitung is one of the regencies in Indonesia, which has the potential of critical areas and tends to increase by years, as a result of mining activities. The expanding damaged land needed the sustainability and measurable Rehabilitation Program so that the Ecological Balance is maintained. This study tries to solve the problems of former mine critical area mitigation andovercome the problem of the deficit of biomass fuels by Biomass Steam Power (power plant), PT Belitung Energy capacity 1 x 7 MW, in the village of Mempaya, District Damar, East Belitung. Biomass Energy Development Strategy is planned to involve poor communities through the utilization of Smallholders Forest Plantation and Energy Field in the former mine areas through the community empowerment mechanism such as BUMDES, or through CSR (Corporate Social Responsibility) of PT. Belitung Energy Company. Casuarina Tree (Casuarina Equisetifolia), a plant endemic to the island of Belitung,  is recommended as firewood raw material for PT Belitung Energy. This species is found in many coastal region,it has ability to fast growing, tolerant to soil pH range 5-9, tolerant to salt, Biodegradable (fertilize the land) because it contains Frankish and has the potential Calories of 5041 KJ / Kg. From the calculation, the land requirement for the fuel needed by PT. Belitung Energy, should be at  1.2 tons x 24 hours x 360 days, which is amounted to 10,283,673.87 kg or ? 10 283 tonnes / year and requires a land area of 548.46 hectares for the spacing of 2x2 meters. From the Environment side, Multiplier effect (Effect multiple) from the development of Casuarina Tree   as Biomass energy for power plant is to reduce exhaust emissions from the  burningof  fossil fuels.


Keywords: biomass energy, community empowerment strategies, critical land, Casuarina Tre
e , the multiplier effect

Author Biography

Zulfikar Arrlianda, LPPM Unhan

Alumni Program Studi Ketahanan Energi Cohort IV, Fakultas Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan.

References

Daftar Pustaka

Awang. S. (2011). Laporan Demplot Reklamasi Areal Pasca Tambang, Kerjasama UGM – BLHD Kabupaten Belitung Timur 2011.

Anwaruddin, Anwar.(2014), Mendiagnosis Organisasi, Diklat kepemimpinan. Lembaga Administrasi Negara, Bandung.

Baker, A. J.(1983). Wood Fuel Properties and Fuel Products From Woods. In: Fuelwood management and utilization seminar: Proceedings. East Lansing. East Lansing. MI: Michigan State University. http://www.fpl.fs.fef.us. Diakses pada 28 – 9 – 2009.

Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemerintah Kabupaten Belitung Timur- Fakultas Kehutanan UGM. (2009.) Laporan Akhir Kajian Ilmiah Terhadap Lahan Kritis di Kabupaten Belitung Timur .

Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemerintah Kabupaten Belitung Timur- Fakultas Kehutanan UGM. (2012.) Masterplan Demplot Reklamasi Areal Pasca Tambang Program Green Belitong (Gain-Based Reclamation On Ex-Mining For Economic And Natural Development).

Creswell, John W.,ed., 2003. (2002), Research Design : Qualitative and Quantitative Approaches, KIK Press..Jakarta

Dahariya, Karun, K. (2012) Estimation Of Power Generation Potential of Agricultural Based Biomass Species dan Coal-Biomass Mixed Briquettes.Departemet of Mechanical Engineering National Instituteof Technology. Rourkela. India

Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen BTKE). (2015). Buku Statistik EBTKE 2015.

Hil, C.W.L & Jones, G.R. “Essentials of Strategic Management”. 2012. South-Western.

Irwanto. (2006). Tanaman Actinorhizal Casuarina Equisetifolia L Pada Rehabilitasi Lahan Alangalang Dengan Sistem Agroforestri. http://irwantoforester.wordpress.com.

Jati, B. M. E dan A. B Santoso. (2005). Penentuan Kalor Bakar Arang dari Sejumlah Jenis Kayu dan Lama Pirolisis. Jurnal Fisika Indonesia. 9 (28) : 165 – 174. http://i-lib.ugm.ac.id.

Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia, (2012), Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca, Buku II Volume1, Jakarta.

Kimball, J, W. (1998). “Fisiologi Tumbuhan” Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Kothari, C.R. (2004). Research Methodology: Method and Techniques. New Delhi: New Age International (P), Ltd.

Nugroho, Riant, Dr. (2009). “Public Policy. Elex Media Komputindo, Gramedia. Jakarta.

Pearce, John, A. (2014), “Formulation, Implementation and Control”, Mc Graw-Hill Education and Salemba Empat,Jakarta.

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur- Fakultas Kehutanan UGM. (2012). Masterplan Demplot Reklamasi Areal Pasca Tambang Program Green Belitong (Gain-Based Reclamation On Ex-Mining For Economic And Natural Development).

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur. (2015). Laporan Pencapaian Penagggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD) Tahun 2015, Sekretariat TKPK-Bappeda Belitung Timur.

Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.(2015), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2016-202, Bappeda Belitung Timur.

Prawirohatmodjo, S. (2004). Sifat-sifat Fisika Kayu. Bagian Penerbitan Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Rusmiadi. (2013). PLTU Belitung Energy Jadi Pilot Project PLTU.Bangka Pos http://bangka.tribunnews.com/2013/04/13/pltu-belitung-Hill, energy-jadi-pilot-project-pltu-biomassa.

Rangkuti, Freddy.( 2016). Teknik Membedah Kasus Bisnis; Analisis SWOT, Jakarta, Indonesia, Gramedia Pustaka Utama.

Roswawati, T, dkk, (2006). Kayu Energi dan Turunannnya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.Bogor.

Sudjana, N. (2004). Pengembangan Alat Ukur Psikologi.Andi.Yogyakarta.

Suranto, Y. (2006). Bahan Ajar Kuliah Energi Biomassa. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Suwarno, Y. (2013). Pemetaan Lahan Kritis Kabupaten Belitung Timur Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Critical Land Mapping Of East Belitung Regencyusing Geographic Information System), Informasi Geospasial (BIG).

Wahyuni, S. (2012). Qualitative Research Method: Theory and Practice. Jakarta: Salemba Empat.

Winarni, W.W. Yuliarti, Atmanto, W.D., & Danarto, S. (2009). Upaya manipulasi lingkungan pesisir dengan memanfaatkan mulsa organik untuk meningkatkan pertumbuhan cemara udang (Casuarina equisetifolia). Prosiding seminar nasional Silvikultur Rehabilitasi Lahan: Pengembangan Strategi untuk Mengendalikan Tingginya Laju Degradasi Hutan. Yogyakarta, 24-25 November 2008. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Winarni. (2012). Peran Wind Barrier Cemara Udang (Casuarina equisetifolia varincana) dalam Agroforestri Pesisir. Seminar Nasional Agroforestri III, 29

Downloads

Published

2017-08-14