CITRA KLOROFIL-A SEBAGAI SALAH SATU PANDUAN PENENTUAN WILAYAH PENGAWASAN ILLEGAL FISHING (STUDI KASUS PERAIRAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA)

Authors

  • M. Adnan Madjid KM Unhan
  • Siswo Pudjiatmoko
  • Muhammad Ali Akbar Hasemi Rafsanjani

Abstract

Abstrak - Penelitian ini ingin mengangkat bagaimana tiap-tiap instansi menetapkan metode untuk menentukan wilayah pengawasan, keuntungan serta kendala dari metode yang diterapkan dan mengukur bagaimana citra klorofil-a untuk dijadikan sebagai salah satu panduan penetapan wilayah pengawasan illegal fishing. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertama masih terdapat kendala untuk menerapkan metode-metode yang digunakan oleh beberapa instansi, namun untuk menutupi kendala tersebut tiap-tiap instansi melakukan sharing data dan informasi serta berkoordinasi, baik lingkup daerah maupun nasional. Data VMS yang selama ini paling banyak digunakan dianggap masih memiliki kekurangan dikarenakan untuk diterapkan di Kalimantan Utara dirasa kurang efektif dikarenakan kapal-kapal yang berada di Kalimantan Utara tidak semuanya memiliki ukuran diatas 30 GT. Temuan kedua berdasarkan data yang telah diolah menjadi peta dilihat adanya keterkaitan antara kandungan klorofil-a dengan daerah penangkapan yang terjadi tindak illegal fishing, sehingga Citra klorofil cocok untuk dijadikan salah satu panduan penetapan wilayah pengawasan illegal fishing.

Kata Kunci: Pengawasan, Illegal Fishing, Panduan, Klorofil-a

 

Abstract - This study would like to raise how each agency establishes a method for determining the area of control, advantages and constraints of the applied method, and measuring how the chlorophyll-a image to serve as one of the guidelines for determining the areas of illegal fishing surveillance. Researcher used qualitative descriptive method in this research and the data used derived primary and secondary data resources. The results of this study indicate that there are still obstacles to apply the methods used by some agencies, but to cover these constraints every institution diligently share data, information and coordinate each other, both regional and national scope. The most widely used VMS data is considered to be in short supply because it is considered to be ineffective in North Kalimantan because the ships in North Kalimantan do not all have a size above 30 GT. The second finding based on data in the field that has been processed into the map seen the existence of the linkage between chlorophyll-a content with the catching areas that occurred illegal fishing action, so that the image of chlorophyll is considered suitable to be one of the guidelines for determining illegal fishing surveillance area.

Keywords: Surveillance, Illegal fishing, Guideline, Chlorophyll-a

References

Referensi

Buku

Buzan, Barry., Waever, Ole., Wilde, Jaap de. 1998. Security: A New Framework for Analysis. United States of America: Lynne Rienner Publisher.

Creswell, J. W. 2013. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chris Rahman. 2009. Concepts of Maritime Security. New Zealand: Centre for Strategic Studies.

Klein, Natalie, et al. 2010. Maritime Security: International Law adn Policy Perspectives from Australia and New Zealand. New York: Routledge.

Koesoema, YA. Tisnanta. Prayoga, S. 2014. Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Terhadap Pengendalian Sumberdaya Perikanan di Kota Bandar Lampung. Lampung.

Nontji, A. 1984. Biomassa dan Produktivitas Fitoplankton di Perairan Teluk Jakarta Serta Kaitannya dengan Faktor-Faktor Lingkungan. Bogor: Laporan Penelitian Fakultas Perikanan IPB.

Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Almuzammil. 2016. Kebijakan Pemerintah Indonesia dalam Menanggulangi Illegal Fishing Pada Tahun 2014-2015. Riau : Universitas Riau¬¬

Ardiwijaya R.R. 2002. Distribusi Horizontal Klorofil-a dan Hubungannya dengan Kandungan Unsur Hara serta Kelimpahan Fitoplankton di Teluk Semangka Lampung. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Arsjad, A.B.S.M., Y. Siswantoro dan R.S. Dewi. 2004. Intervariasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup: Sebaran Klorofil-a di Perairan Indonesia. Jakarta: Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut, BAKOSURTANAL.

Bungin, Burhan. 2012. Analisa Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Prosiding

Widodo, J. 1999. “Aplikasi Teknologi Penginderaan Jauh untuk Perikanan di Indonesia”. Prosiding Seminar Validasi Data Inderaja untuk Bidang Perikanan. Jakarta 14 April 1999. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. ISBN;979-95760-1-6. (II-1-II-21).

Dokumen dan Perundang-undangan

Food and Agriculture Fisheries (FAO) Departemen. 2002. Implementational of the International Plan of Action to Prevent, Deter, and Eliminate Illegal, Unreported, and Unregulated Fiheries. FAO Tecnical Guidelines for Responsible Fisheries. No.9 Rome, 122p.

Peraturan Presiden RI No. 178 Tahun 2014 Tentang Badan Keamanan Laut.

Downloads

Published

2018-08-01