KEPEMIMPINAN STRATEGIS JENDERAL SUDIRMAN DALAM PENGABDIANNYA SEBAGAI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

Authors

  • Juli Suspurwanto Universitas Pertahanan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.56555/sps.v6i1.537

Abstract

Pasca Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada tanggal 17 Agustus 1945, situasi negara mulai tidak aman karena datangnya pasukan sekutu ke Indonesia yang diboncengi oleh NICA (Nederlands Indies Civil Administration), yaitu organisasi semi militer yang bertugas mengembalikan pemerintahan sipil dan hukum pemerintah kolonial Hindia Belanda pasca kekalahan pasukan Jepang di wilayah Hindia Belanda (Indonesia) seusai Perang Dunia II. Sebagai bentuk antisipasi, pada tanggal 5 Oktober 1945 Pemerintah RI membentuk Tentara Keselamatan Rakyat (TKR). Kemudian disempurnakan menjadi Tentara Rakyat Indonesia (TRI). Selanjutnya Jenderal Sudirman ditetapkan oleh Presiden Sukarno sebagai Panglima TRI. Pada masa revolusi fisik, di kalangan masyarakat juga terbentuk badan-badan perjuangan bersenjata. Diantara kekuatan bersenjata yang ada, tidak jarang terjadi bentrok secara fisik, sehingga dikhawatirkan bisa terjadi perpecahan di kalangan bangsa Indonesia yang dapat melemahkan kekuatan pertahanan Negara. Kepemimpinan Sudirman dalam menyelesaikan permasalahan tersebut membuahkan hasil yang sangat berarti, yakni terintegrasikannya seluruh kekuatan bersenjata menjadi organisasi TNI. Selain itu, kepemimpinan Sudirman dalam mengatur strategi perang melawan tentara sekutu-Belanda juga membuat pasukan musuh terdesak dan mengalami kekalahan. Penelitian ini untuk menganalisis kepemimpinan Jenderal Sudirman dalam masa pengabdiannya sebagai prajurit, khususnya saat perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan RI yang penuh dengan dinamika ancaman. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa Jenderal Sudirman telah melaksanakan kepemimpinan strategis dalam mengintegrasikan seluruh kekuatan bersenjata yang ada, serta memiliki strategi maupun taktik yang sangat lihai dalam perang melawan, yaitu “perang gerilya” dengan taktik serangan “supit urang” yang membuat pihak musuh mengalami kesulitan dalam menghadapinya, sehingga akhirnya membawa negara RI mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.

Kata Kunci: Kepemimpinan Strategis, Pengabdian, Prajurit Tentara Nasional Indonesia

References

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group.

Christensen. 2010. Strategic Leadership. C.M in US Army War College Core Curriculum, AY.

Danim, Sudarman. 2010. Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos. Bandung: Alfabeta.

Hadari Nawawi. 1987. Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masagung.

Liedtka, J. 1998. Linking strategic thinking with strategic planning, Strategy andLeadership. October, (1).

Moeljono, Djoko Santoso. 2012. 13 Konsep Beyond Leadership. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Pusat Sejarah Tentara Nasional Indonesia. 2000. Sejarah TNI Jilid I. Jakarta: PT SIDISI.

Sardiman. 2008. Guru Bangsa Sebuah Biografi Jendral Sudirman. Jogjakarta. Ombak. Tjondronegoro, Purnawan. 1982. Pertempuran Ambarawa. CV. Nugraha Jakarta, Cetakan Pertama.

Downloads

Published

2020-05-26