RANCANG BANGUN WEBGIS BERBASIS GOOGLE EARTH ENGINE UNTUK MONITORING PULAU-PULAU KECIL TERLUAR INDONESIA GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN NEGARA
DOI:
https://doi.org/10.33172/tp.v2i2.821Abstrak
Indonesia mempunyai kurang lebih 17.504 pulau dengan jumlah pulau-pulau kecil terluar sebanyak 111 pulau yang merupakan titik batas terdepan pengukuran batas wilayah Indonesia dengan negara lain. Pulau-pulau kecil terluar tersebut berbatasan langsung dengan negara lain berpotensi menimbulkan masalah dengan negara lain. Sehingga diperlukan pembangunan pulau-pulau kecil terluar dengan membangun sarana dan prasarana berbasis satelit untuk monitoring pulau-pulau kecil terluar. Tujuan penelitian ini adalah membangun sistem webGIS berbasis Google Earth Engine dengan citra satelit Landsat 8 dan Sentinel 2 untuk monitoring pulau-pulau kecil terluar Indonesia dengan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC). Metode ini mempunyai 5 tahapan utama, yaitu analisis kebutuhan, desain sistem, implementasi sistem, pengujian sistem, dan pemeliharaan sistem. Analisis data yang digunakan untuk pengolahan citra digital, yaitu citra komposit dan algoritma Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). WebGIS yang telah dirancang dapat digunakan sebagai inventarisasi dan diseminasi informasi pulau-pulau kecil terluar dengan cara menyediakan informasi yang dapat dengan beberapa format data seperti XLSX, CSV, SQL dan KML. Diseminasi informasi pulau-pulau kecil terluar dapat dilakukan dengan beberapa penyajian data seperti visualisasi citra, grafik, tabel, dan informasi deskriptif pulau-pulau kecil terluar. Pemanfaatan citra satelit Sentinel 2 dan Landsat 8 dengan menggunakan platform Google Earth Engine dapat menampilkan citra berdasarkan waktu, menyeleksi citra satelit dengan maksimal tutupan awan yang diinginkan, dan menampilkan citra satelit dengan beberapa visualisasi citra. Pemanfaatan citra satelit dengan citra komposit dapat memperjelas pulau kecil terluar yang diamati. Algoritma NDVI yang digunakan pada penelitian ini, dapat dimanfaatkan untuk identifikasi perubahan pulau saat terjadi pasang dan surut.Referensi
Alihar, Fadjri. (2018). “Kebijakan Pengelolaan Pulau-pulau Terluar Ditinjau dari Aspek Kependudukan”. Jurnal Kebijakan Sosial Kelautan dan Perikanan. 8 (1), 39-51.
Arsana, I Made Andi. (2013). “Akankah Indonesia Kehilangan Pulau? Belajar dari Kasus Sipadan - Ligitan, Pulau Berhala, Miangas hingga Semakau”. Jurnal Opinio Juris. 12, 26-48.
Erwin. (2011). “Urgensi Perlindungan Pulau-pulau Terluar dalam Kaitan Integritas Teritorial Indonesia”. Pranata Hukum. 6 (2), 183-196.
Franklin, S. E. (2011). Remote Sensing for Sustainable Forest Management. Florida: CRC Press LLC.
Gorelick, Noel, et al. (2017). “Google Earth Engine: Planetary-scale Geospatial Analysis for Everyone”. Remote Sensing of Environment. 202, 18-27.
Jamaluddin. (2017). Pemanfaatan Ruang Wilayah Pesisir Pulau-pulau Kecil Terluar (Studi Kasus: Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud). (Tesis Megister). Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi RI. “Menko Maritim Luncurkan Data Rujukan Wilayah Kelautan Indonesia”. dalam https://maritim.go.id/menko-maritim-luncurkan-data-rujukan-wilayah-kelautan-indonesia/, diakses pada 29 Januari 2020.
McLeod, Raymond. (2001). Management Information Systems Eight Edition. Prentice Hall International.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2005
Reddy, M. Anji. (2008). Textbook of Remote Sensing and Geographical Information Systems. BS Publications.
Utomo, Ayub Torry Satriyo. (2010). “Optimalisasi Pengelolaan dan Pemberdayaan Pulau-Pulau Terluar dalam Rangka Mempertahankan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Jurnal Dinamika Hukum. 10 (3), 327-337.
Undang-Undang Nomor 4Tahun 2011.
Yulius. (2009). “Identifikasi Pulau-pulau di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau Berdasarkan Kaidah Toponimi”. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 1 (2), 42-49.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Proposed Policy for Journals That Offer Open Access. Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
Proposed Policy for Journals That Offer Delayed Open Access. Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication, with the work [SPECIFY PERIOD OF TIME] after publication simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.