INTEGRASI NILAI-NILAI TOLERANSI DALAM PENANAMAN LITERASI DIGITAL DI LINGKUNGAN KELUARGA UNTUK MEWUJUDKAN KEAMANAN NASIONAL
Abstract
Perubahan gaya hidup masyarakat memasuki era digital memerlukan peningkatan kemampuan literasi digital, salah satunya melalui Gerakan Literasi Nasional. Ranah keluarga menjadi strategis di dalam hal ini karena nilai-nilai karakter yang positif mudah dan harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak di lingkungan keluarga, khususnya literasi dan toleransi. Tulisan ini hendak menganalisis pelaksanaan penanaman literasi digital di keluarga, menganalisis representasi toleransi di dalam literasi digital, dan menganalisis integrasi nilai-nilai toleransi dalam penanaman literasi digital di lingkungan keluarga untuk mewujudkan keamanan nasional. Kajian dilakukan dengan metode kualitatif studi kasus dan menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi untuk mengumpulkan data. Ditemukan bahwa (1)pelaksanaan penanaman literasi digital di lingkungan keluarga oleh Badan Bahasa masih belum maksimal (2)ditemukan representasi nilai-nilai toleransi di dalam dasar-dasar pendidikan literasi digital (3)orang tua memiliki peran penting dalam penanaman literasi dan toleransi, namun potensi ini belum dimanfaatkan. Peran orang tua sebagai fasilitator penting dalam integrasi nilai-nilai toleransi dalam literasi digital di lingkungan keluarga mulai tingkat paling sederhana untuk membantu mewujudkan keamanan nasional. Untuk itu, Badan Bahasa perlu mengadakan kolaborasi dan koordinasi dengan pihak lain secara lebih baik untuk meningkatkan mutu penanaman literasi digital; para peneliti perlu lebih meneliti mengenai pemanfaatan literasi dan literasi digital dalam mengajarkan nilai-nilai pendidikan perdamaian dalam mewujudkan keamanan nasional; dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan perlu lebih menggalakkan upaya-upaya dalam mendidik orang tua untuk meningkatkan kualitas pendampingan terhadap anak-anaknya di era digital.References
Buzan, B. (1991). People, States and Fear: An Agenda for International Security Studies in the Post-cold War Era. London: Harvester Wheatsheaf.
Hague, C., & Payton, S. (2010). Digital Literacy Across The Curriculum. Bristol: Futurelab.
Hjerm, M., & et al. (2020). A New Approach to the Study of Tolerance: Conceptualizing and Measuring Acceptance, Respect, and Appreciation of Difference. Social Indicators Research(147), 897-919.
Illing, S. (2017). A philosopher explains America's "Post-truth" problem. Washington DC: Vox.
Johansson, R. (2003). Case study methodology. Methodologies in Housing Research.
Kemdikbud. (2017). Peta Jalan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta: Kemdikbud.
Kemhan. (2017). Pedoman Strategis Pertahanan Nirmiliter. Jakarta: Kemhan.
Kerr, M. E. (2000). One Family's Story: A primer on Bowen Theory. . Washington, DC: The Bowen center for the Study of The Family.
Miles, M. B., & Huberman, A. (2014). Qualitative data analysis: a methods sourcebook. Los Angeles: SAGE Publication.
Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Paleri, P. (2008). National Security Imperatives and Challenge. New Delhi: Tata McGraw-Hill.
Paula, I. (2001). Competencia social y adaptacion social y psicologica. Aula de Innovacion Educativa(102), 13-17.
Perbukuan, B. P. (2019). Laporan Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan 2019. Jakarta: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Puslitjakdikbud. (2019). Indeks Aktivitas Membaca 34 Provinsi. Jakarta: Kemdikbud.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
UNESCO. (2005). Aspects of Literacy Assesment: Topics and issues from the UNESCO Expert Meeting, 10-12 June 2003. Paris: UNESCO.
Yin, R. K. (2002). Case study research: Design and methods. Thousand Oaks, CA: Sage.