Resolusi Konflik Asimetris di Kawasan Pertambangan Torong Besi, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Authors

  • Servulus Erlan de Robert Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan
  • I Gede Sumertha Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan
  • Yusnaldi Yusnaldi Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan

Abstract

Abstrak--Penelitian ini mengkaji konflik pertambangan di kawasan Torong Besi, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur sebagai konsekuensi dari protes masyarakat terhadap praktik kebijakan ekonomi yang dianggap bertentangan dengan struktur kebudayaan masyarakat yang berbasis tanah dan air serta pernghormatan terhadap lingkungan sebagai warisan leluhur. Konflik yang bermula di tahun 2009 ini umumnya disebabkan oleh kontestasi sumber daya alam yang dikontekstualisasikan dalam skema konflik asimetris alih-alih konflik vertikal karena terdapat muatan lingkungan dan hak asasi manusia yang terangkum dalam dimensi kebudayaan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif berbasis kajian lapangan-eksplanatif berupa wawancara, observasi langsung dan diperkaya dengan kajian kepustakaan yang relevan. Data yang telah dikumpulkan kemudian diverifikasi melalui proses triangulasi sehingga menghasilkan fakta objektif yang layak dianalisis menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Secara umum, konflik pertambangan di Torong Besi dapat diselesaikan melalui pendekatan litigasi dan nonlitigasi (Alternative Dispute Resolution). Kedua pendekatan ini menjadi solusi-solusi rasional yang dapat diterapkan dalam skema resolusi konflik pertambangan di Nusa Tenggara Timur.

Kata Kunci: Torong Besi, Pertambangan, Konflik Asimetris, Resolusi Konflik.

 

Abstract--This research studies about mining conflict in Torong Besi, Manggarai Regency, East Nusa Tenggara Province as a consequence of people protest toward mining practice contradicts with their culture structure that based on land and water and the respect to the nature as an inheritance of their ancestor. The conflict that was begun in 2009 is caused by a contested resource that is contextualized in asymmetric conflict scheme instead of vertical conflict due to its environmental and human rights tendency that is contained in culture dimension. This research is done using qualitative method based on field-explanative study such as in-depth interview, direct observation and enriched by relevant references. Data that have been collected are verified through triangulation so that yield the objective facts and worthy to be analyzed by relevant theories. In general, mining conflict in Torong Besi is possibly to be resolved through litigation and alternative dispute resolution. Both of the approaches become rational solutions to be applied in conflict resolution scheme in East Nusa Tenggara, especially in mining conflict.

Key Words: Torong Besi, Mining, Asymmetric Conflict, Conflict Resolution

Author Biographies

Servulus Erlan de Robert, Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan

Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan

I Gede Sumertha, Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan

Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan

Yusnaldi Yusnaldi, Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan

Program Studi Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan

References

Daftar Pustaka

Buku

Arreguin-Toft, Ivan. 2005. How the Weak Win Wars: A Theory of Asymmetric Conflict. New York: Cambridge University Press.

Bartos, Otomar, Paul Wehr. 2002. Using Conflict Theory. Cambridge: Cambridge University Press.

Dahrendorf, Ralf. 1957. Class and Class Conflict in Industrial Society. California: Stanford University Press.

Dana, D. (2001). Resolusi Konflik: Alat Bantu Mediasi untuk Kehidupan Kerja Sehari-Hari. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.

Giddens, Anthony. 1999. Jalan Ketiga: Pembaruan Demokrasi Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Hasiman, Ferdi. 2014. Monster Tambang, Gerus Ruang Hidup Warga Nusa Tenggara Timur. Jakarta: JPIC OFM.

JPIC OFM. 2008. Kertas Posisi: Mencegah Tanah Manggarai Hancur. Jakarta: JPIC OFM.

Paus Fransiskus. 2015. Laudato Si: Tentang Perawatan Rumah Kita Bersama. Jakarta: Obor.

Sandole, Dennis J.D. et al. 2009. Handbook of Conflict Analysis and Resolution. Oxon: Routledge.

Schellenberg, J. A. 1996. Conflict Resolution: Theory, Research and Practice. New York: State University of New York.

Sugiyono 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Thio, Alex. 1994. Sociology: A Brief Introduction. New York: HarperCollins College.

Turner, J.A. 1994. Sociology: Concepts and Uses. New York: McGraw-Hill, Inc.

Jurnal

Arreguin-Toft, Ivan. (2012). “Contemporary Asymmetric Conflict Theory in Historical Perspective.” Terrorism and Political Violence, 24:635-657.

Wawancara

Gaspar Sales (20 September 2017).

Makarius Dewan (21 September 2017).

Nikolaus Naput (2 Oktober 2017).

Boni Marisin (5 Oktober 2017).

Marthen Jenarut (6 Oktober 2017).

Surat Kabar

Polisi Segel Lokasi Tambang PT. SJA (30 Maret 2010). Pos Kupang (Kupang).

Kapolres Siap Hadapi Praperadilan PT SJA (12 April 2010). Flores Pos (Ruteng).

PT. SJA Kalah di Pengadilan (27 April 2010). Pos Kupang (Kupang).

DPRD Manggarai Panggil 23 Kuasa Pertambangan (11 April 2010). Pos Kupang (Kupang).

Downloads

Published

2018-05-02