Analisis Konferensi Simulasi Sidang PBB Masa Kini Dilihat Dari Aspek Pertahanan Negara
Abstract
Abstrak -- Makalah ini memiliki hipotesis akademis bahwa Model Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa saat ini memiliki beberapa kelemahan dan hanya dianggap sebagai event ambisius bagi kaum muda untuk mendapatkan penghargaan akademik, tanpa memberikan solusi nyata bagi korban nyata konflik di masyarakat. Masalah ini terjadi ketika MUN hanya dianggap sebagai proyek untuk mendapatkan dana untuk universitas atau LSM atau sebagai cara untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
Untuk menganalisis masalah tersebut, makalah ini menggunakan metode kualitatif, dengan instrumen tambahan kuesioner yang akan didistribusikan ke 258 delegasi Indonesia Model United Nations (IMUN 2017). Pertanyaan-pertanyaan tersebut didasarkan pada teori pemikiran kritis untuk menanyakan tentang urgensi MUN untuk meningkatkan kepemimpinan dan komunikasi kaum muda dan juga berdasarkan konsep Modernitas oleh Alain Tourraine untuk menganalisis MUN sebagai kebutuhan bagi orang muda untuk terhubung secara intelektual dengan pejabat di seluruh dunia.
Makalah ini diharapkan untuk menyebarkan kesadaran untuk mengembalikan Konferensi MUN sebagai kontribusi nyata dari kaum muda untuk mempengaruhi Majelis Umum PBB dan Resolusi DK PBB, serta untuk meningkatkan kapasitas PBB untuk mencapai ide-ide dari orang-orang muda dan mendeteksi masalah mereka. Dalam pemikiran ideal, MUN bukan hanya sebuah acara untuk bersenang-senang, tetapi simulasi pertemuan PBB di mana setiap pidato harus menghormati sikap negara yang diwakili dan situasi politik yang sebenarnya.
Kata kunci: MUN, PBB, DK PBB, kepemimpinan, komunikasi, modernitas
Abstract -- This paper has an academic hypothesis that Model of United Nations Conference nowadays has several weaknesses and only regarded an ambitious event for young people to gain such awards, without giving real solution for the real victims of the conflict in the society. This problem happens when MUN is regarded only as a project to gain fund for universities or NGOs or as a way to gain scholarship abroad for delegates.
To analyse the problem, this paper uses qualitative method, with the addition instrument of questionnaire to be distributed to 258 delegates of Indonesia Model United Nations (IMUN 2017). The questions are based on the theory of critical thinking by Paulo Freire to ask about the urgency of the MUN to improve leadership and communication of young people and also based on the concept of Modernity by Alain Tourraine to analyse MUN as a need for young people to connect intellectually with officials around the world.
This paper is hoped to spread awareness to turn back MUN Conference as a real contribution of young people to influence UN Assembly General and UNSC Resolution, as well as to improve capacity of UN to reach the ideas from young people and detect their problems. In the ideal thought, MUN is not just an event for having fun, but a simulation of UN meeting where each speech must respect stance of country represented and real situation of the politic.
Keywords: MUN, Crtitic, UN, UNSC, youth, leadership, communication, modernity
References
Daftar Referensi
Asia News Monitor, file:///D:/Jurnal%20Pak%20Alwin/Youth%20MUN%20USA.pdf.
Bhawuk, Dharm. P.S. 1995. Thesis: The Role Of Culture Theory In Cross-Cultural Training A Comparative Evaluation Of Culture-Specific, Culture-General, And Theory-Based Assimilators. University of Illinois.
Doktrin Pertahanan Indonesia. 2008. Kementrian Pertahanan RI.
Friedman, Susan Stanford. 2006. Periodizing Modernism: Postcolonial Modernities and the Space/Time Borders of Modernist Studies. John Hopkins University Press.
UU Nomor 3 Tahun 2002.