Upaya Peningkatan Sektor Keamanan dan Keselamatan Dalam Mewujudkan Pariwisata Damai di Bali
Abstract
Abstrak -- Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) memposisikan Pariwisata Indonesia pada peringkat ke-42 dari total 136 di tahun 2017. Peringkat tersebut terdiri dari 14 indikator, yang salah satunya adalah keamanan dan keselamatan. Pariwisata Indonesia menemui permasalahan di sektor ini dengan realitas peringkat yang buruk selama sepuluh tahun terakhir. Bali merupakan provinsi dengan proporsi penyumbang devisa terbesar di sektor pariwisata. Maka, upaya peningkatan sektor keamanan dan keselamatan pariwisata Bali menjadi fokus utama dalam penelitian. Permasalahan penelitian berupa kondisi sektor keamanan dan keselamatan pariwisata di Bali dan upaya peningkatan sektor ini untuk mewujudkan perdamaian. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Data diperoleh dari para informan yang ditetapkan dan selanjutnya dianalisis dengan teknik hermeneutika deskriptif fenomenologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat kerugian akibat aksi kekerasan dan aksi terorisme yang meskipun terjadi di luar Bali, akan tetap memengaruhi wisatawan terhadap jaminan bebas dari ancaman. Upaya peningkatan telah dilaksanakan pihak Polda Bali berupa pembentukan Foreigners Community Club (FCC) sebagai langkah preventif terhadap aksi kriminal sektor pariwisata. Terdapat juga peningkatan fungsi pecalang dan desa adat sebagai upaya cegah dini. Relasi antar manusia dalam pariwisata terkait kondisi aman dan ancaman adalah produk manusia itu sendiri. Para pelaku kekerasan sektor pariwisata dalam hal ini dipengaruhi oleh faktor sosio-ekonominya di samping fenomena alienasi subjek yang mengarah pada perilaku destruktif. Terwujudnya perdamaian pariwisata Bali dapat terjadi pada saat manusia Bali tetap memegang teguh pariwisata berbasis budaya.
Kata Kunci: Keamanan dan keselamatan pariwisata, Bali, perdamaian.
Abstract -- World Economic Forum (WEF) consistently evaluates tourism developments worldwide, including Indonesia. The forum applies Travel and Tourism Competitiveness Index and ranks Indonesian tourism in 42th place of 136 in 2017. The rank consists of 14 indicators, and the essential one is defense and security. In the indicator mentioned, Indonesian tourism is always on the bottom of the list in the last ten years. For Bali is a province with the biggest annual foreign exchange revenue in tourism, the research chooses Bali to find out the source of the problem and devise the best method to improve national indicator of defense and security in tourism. The research uses qualitative research. Data are collected from selected informants and analyzed using descriptive-phenomenological hermeneutics. The research shows that the movement of violence and terrorism taking place within and outside Bali affect tourism free from threat status. Improvements have been conducted by the Bali Police with creating Foreigners Community Club as a preventive method toward crime in tourism. Moreover, maximalizing the role of the traditional village and pecalang also has been performed as pre-prevention. However, the relation among humans in the tourism regarding free from threat condition is the product of humanity itself. The criminals in tourism are influenced by socio-economic factors and from alienation problem leading to destructive actions. Peace can be realized in Bali when Balinese can hold strongly tourism based on local cultures.
Keywords: Tourism Safety and Security, Bali, PeaceReferences
Daftar Pustaka
Buku
Ariana, Nyoman, 2017, Penelusuran Wisata Damai Monumen Ground Zero Kuta Bali, Denpasar: Pustaka Larasan
Ezmir, 2010, Metotologi Penelitian Kualittatif Analisis Data, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fromm, Erich. 1955, Masyarakat yang Sehat, terj “The Sane Society”, Thomas Bambang Murtianto, Jakarta: Yayasan Obor.
Hassan, Shadily, 1991, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ikhtihar Baru.
Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, 2015, Buku Putih Pertahanan Indonesia, Jakarta: Kementerian Pertahanan
Kordić, Ninela, dkk, 2015, Safety and Security as Factors of Tourism Destination Competitiveness, Serbia: Singidunum University, Belgrade.
Kôvári, István & Krisztina Zimányi. 2011. Safety and Security in The Age of Global Tourism (The changing role and conception of Safety and Security in Tourism). Budapest: Agroinform Publishing House.
Martin, Mary and Taylor Owen (editor), 2014, Routledge Handbook of Human Security, New York: Routledge.
Moloeng, Prof. Dr. Lexy J., 2016, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nugroho, Riant, 2013, National Security Policy (Sebuah Pengantar), Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pizam, Abraham & Yoel Mansfeld. 2006. Toward a Theory of Tourism Security (in book Tourism, Security and Safety: From Theory to Practice: First Edition.
Praditya, Yosua, 2016, Keamanan di Indonesia, Depok: Nadi Pustaka.
Program Peace through Development & Institut Titian Perdamaian, 2012, Buku Panduan Pelembagaan Sistem Peringatan dan Tanggap Dini Konflik di Indonesia, Jakarta: BAPPENAS.
Sarbini, 2018, Filsafat Pariwisata, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sutikna, Nana, 1996, Keterasingan Manusia (Alienasi) menurut Erich Fromm, Yogyakarta: Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada.
UNDP, 1994, Human Development Report, New York: Oxford Oxford University Press
United Nation World Tourism Organization (UNWTO), 2013, International Handbook on Tourism and Peace. Austria: Drava Verlag
Jurnal
Anom, I Putu, dkk 2017, “Turismemorfosis: Tahapan Selama Seratus Tahun Perkembangan dan Prediksi Pariwisata Bali”, dalam Metamorfosis Pariwisata Bali (Tantangan Membangun Pariwisata Berkelanjutan), Denpasar: Pustaka Larasan
Boxill, Ian, 2012, “Linking tourism security to national security: A brief comment on the implications of the Christopher Coke Saga”, Worldwide Hospitality and Tourism Vol. 4 No. 1, 2012 pp. 26-31 Emerald Group Publishing Limited 1755-4217 DOI 10.1108/17554211211198561.
Carmignani, Fabrizio & Susanne Becken, 2016, “Does Tourism Lead to Peace?”, Journal Annals of Tourism Research,61, Australia
Gede Indra Pramana, “Pecalang: Dinamika Kontestasi Kekuasaan di Bali”, Jurnal Lakon Vol. 1 No. 1 Mei 2012, Magister Kajian Sastra dan Budaya, Universitas Airlanggam hlm. 14.
Kowert, Paul and Jeffrey Legro, 1996, “Norms, Identity and Their Limits: A Theoretical Reprise” dalam Peter J. Katzenstein, The Culture of National Security: Norms and Identity in World Politics, (New York: Columbia University Press, 1996)
Mahagangga, I Gusti Agung Oka, dkk, “Keamanan dan Kenyamanan Wisatawan di Bali (Kajian Awal Kriminalitas Pariwisata)”, Jurnal Analisis Pariwisata, Vol. 13 No. 1,2013, hlm. 97-105.
Malik, Farmawaty, “Peranan Kebudayaan dalam Pencitraan Pariwisata Bali”, Jurnal Kepariwisataan Indonesia, Vol. 11 No. 1 Juni 2016.
Sokov, Ilya, 2018, “Human Security as a Universal Value”, Journal of Human Security, Vol. 8 Issue 1, 2018
Suharto, “Studi tentang Keamanan dan Keselematan Pengunjung Hubungannya dengan Citra Destinasi (Studi Kasus Gembira Loka Zoo)”, Jurnal Media Wisata, Vol. 14, Nomor 1, Mei 2016
Website
Anonim, “Stability Operations and Support Operations” dalam,
https://www.globalsecurity.org/military/library/policy/army/fm/3-07/fm3-07.pdf diakses pada 2 Desember 2018, Pukul 22:32 WIB.
Gede Prama, “Shanti Shanti Shanti” dalam,
https://www.belkedamaian.org/ebooks/2016/12/28/e-book-shanti-shanti-shanti-menemukan-tuhan-di-dalam-diri.html diakses pada 2 Desember 2018, Pukul 22:09 WIB.
Watimena, Reza A.A. “Terorisme dan cinta yang gagal”, dalam https://rumahfilsafat.com/2010/10/13/terorisme-dan-cinta-yang-gagal/ diakses pada 2 Juli 2018 Pukul 21.00 WIB.