PERANAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGHADAPI KONFLIK PASCA PEMBANGUNAN FLY OVER JOMBOR DI KABUPATEN SLEMAN PROVINSI D.I YOGYAKARTA
Abstract
Polemik antara pemerintah dan masyarakat sejak proses hingga pasca pembangunan Fly Over Jombor menjadi salah satu konflik yang berskala nasional. Selain persoalan harga appraisal, kawasan Jombor yang strategis secara ekonomi menjadi salah satu penyebab konflik ini berlangsung lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis konflik yang terjadi pasca pembangunan, peranan pemerintah daerah dalam membangun perdamaian dari aspek kebutuhan dasar manusia dan kendala yang dihadapi dalam membangun perdamaian tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data selanjutnya akan melalui tahap trianggulasi sebelum direduksi, disajikan dan ditarik kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa konflik yang terjadi pasca pembangunan Fly Over Jombor dikategorikan sebagai konflik vertikal. Sumber konflik disebabkan karena nilai harga appraisal dan kegagalan pemerintah daerah dalam pengawasan pembangunan. Dampaknya tidak hanya menyimpan kekecewaan, melainkan melemahkan ekonomi masyarakat karena konstruksi bangunan yang tidak sesuai harapan mereka. Peranan pemerintah daerah dalam membangun perdamaian baru menyentuh kebutuhan dasar fisiologis manusia, yakni melalui program penjaminan kualitas udara dan air bagi masyarakat yang terdampak. Sedangkan keempat kebutuhan dasar lain menurut Maslow dipandang belum optimal. Kendalanya terletak pada kontradiksi kewenangan antara Pemerintah Daerah dan Pengelola Jalan Nasional (PJN), maka ini memerlukan penguatan koordinasi antara keduanya dalam menjawab harapan dan menjaga perspektif positif masyarakat sebagai komponen non militer yang diharapkan dapat menjaga stabilitas keamanan dan pertahanan negara.
Kata Kunci: Jombor, Konflik, Pembangunan, Pemerintah Daerah, Perdamaian
References
Buku
Galtung, Johan. (2003). Studi Perdamaian: Perdamaian dan Konflik Pembangunan dan Peradaban. Surabaya: Pustaka Eureka.
Kartodirdjo, Sartono. (1977). Sejarah Nasional Indonesia IV. Jakarta: Balai Pustaka.
Malik, Ichsan. (2017). Resolusi Konflik Jembatan Perdamaian. Jakarta: Kompas.
Pigay, Decki Natalis. (2000). Evolusi Nasionallisme dan Sejarah Konfik Politik di Papua. Jakarta: PT Dinamika Daya Andalan.
Raho, Bernard. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pusaka.
Stewart, France. (2005). Konflik Kekerasan Internal, Tinjauan Sejarah, Ekonomi Politik, dan Kebijakan di Asia Pasifik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif (Untuk Penelitian yang Bersifat: Eksploratif, Enterpretif, Interaktif dan Konstruktif). Bandung: Alfabeta.
Trijono, Lambang. (2007). Pembangunan sebagai Perdamaian: Rekonstruksi Indonesia Pasca-Konflik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Jurnal
Djaelangkara, Rizali. (2010). "Quo Annima dan Quovadis Kebijakan Penanganan Konflik di Indonesia". Jurnal Academica Fisip UNTAD Vol.2 No.02. hh 385-401.
Muarofah, L. (2014). Konflik dalam Lembaga Pendidikan: Studi Konflik Antara Dua Pengelola Madrasah di Desa Pesanggrahan Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan (Undergraduate Tesis). UIN Sunan Ampel Surabaya.
Website
Pati, Kiki Andi. "Gusur Bangunan Tua, Warga Kota Lama Kendari Tolak Pembangunan Jembatan". Kompas.com. diakses pada: 19/10/2015