Nasionalisme Masyarkat Indonesia di Perbatasan dan Dampaknya Terhadap Kedaulatan Negara (Studi di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat)

Penulis

  • Agus Mansyah Program Studi Peperangan Asimetris, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan

DOI:

https://doi.org/10.33172/pa.v3i3.141

Abstrak

Abstrak -- Kedaulatan suatu negara di perbatasan tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer yang dimiliki negara tersebut, akan tetapi dengan kemandirian berbagai aspek kehidupan di masyarakat baik ekonomi, sosial dan budaya merupakan bukti berdaulatnya negara tersebut diperbatasan. Kemandirian berbagai aspek kehidupan ini akan berhasil bila masyarakat di wilayah tersebut memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Saat ini nasionalisme masyarakat Indonesia sedang dipertanyakan sehubungan dengan maraknya masalah intoleransi, begitu pula nasionalisme masyarakat Indonesia di perbatasan.

Kabupaten Sanggau merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sebagian besar masyarakatnya mengandalkan hasil pertanian dan perkebunan sebagai menopang  hidupnya. Untuk memasarkan hasil pertanian tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan segera disebabkan wilayah perbatasan merupakan daerah terisolir yang memiliki infrastruktur jalan dan fasilitas umum  terbatas, hal ini yang sering dikeluhkan oleh masyarakat setempat.  Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masyarakat perbatasan mendapatkannya dari Malaysia, kondisi inilah yang sering dinilai masyarakat luas bahwa masyarakat perbatasan mempunyai rasa nasionalisme yang rendah. Walaupun dengan kondisi yang serba terbatas akan tetapi nasionalisme masyarakat di perbatasan masih baik, hal ini dapat dilihat dari aspek ideologi, politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan masyarakat di perbatasan yang telah di teliti oleh peneliti.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nasionalisme masyarakat Indonesia di perbatasan Kabupaten Sanggau mempunyai nasionalisme yang baik, Pemerintah segera mewujudkan pembangunan infrastruktur dan sarana umum lainnya serta, menanamkan wawasan kebangsaan kepada masyarakat di perbatasan.

Kata Kunci: Kedaulatan Negara, Wilayah Perbatasan, Nasionalisme Masyarakat Indonesia, Nasionalisme.

 

Abstract -- The sovereignty of a country on the border is determined not only by the military power of the country, but with the independence of various aspects of life in society, both economic, social and cultural, is evidence of the sovereignty of the country on the border. The sovereignty of a country on the border is determined not only by the military power of the country, but with the independence of various aspects of life in society, both economic, social and cultural, is evidence of the sovereignty of the country on the border.

Sanggau regency is one of the areas directly adjacent to Malaysia, most of its people rely on agricultural products and plantations as sustaining their lives. To market the agricultural products can not be implemented immediately because the border area is an isolated area that has road infrastructure and limited public facilities, this is often complained by the local community. To meet the necessities of life of the border people get it from Malaysia, this condition is often widely assessed that the border community has a sense of nationalism is low. Despite the limited conditions but the nationalism of the people at the border is still good, this can be seen from the aspect of ideology, politics, social culture, defense and security people in the border who have been in the research by the researchers.

The results showed that Indonesian nationalism at the border of Sanggau Regency had a good nationalism, the Government immediately realized the development of infrastructure and other public facilities and, instilling national insight to the community on the border.

Keywords: State Sovereignty, Border Area, Nationalism of  Indonesian Society, Nationalism.

Biografi Penulis

Agus Mansyah, Program Studi Peperangan Asimetris, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan

Program Studi Peperangan Asimetris, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan

Referensi

Daftar Pustaka

Adisasmita. Raharjo (2008). Karaktersitik wilayah Perbatasan. Harapan. jakarta

Althusser, Louis (1990). Ideologi Nasional. Jakarta: Pelita

Anderson, Benedict. (2008). ”Imagined Communities” Jogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arifin, Saru. (2015). ”Hukum Perbatasan Darat Antar Negara” Jakarta: Sinar Grafika.

Budiharjo (2010). Politik Negara: Jakarta. Obor

Bungin Burhan (1994). Sosial Budaya di Perbatasan:.Jakarta.Sinar Grafika.

Creswell, John W. (2016). Research Design Edisi 4. Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran (Terjemahan). Pustaka Pelajar.

Kementrian Pertahanan Indonesia. (2015). Buku Putih Pertahanan Indonesia, Jakarta.

Grigg (1998). Pengenalan Infrastruktur. Pelita. Jakarta.

Hadiwijoyo, Suryo Sakti. (2009). ”Batas Wilayah Negara Indonesia” sebuah Tinjauan Emirisdan Yuridis. Yogjakarta: Gaya Media.

Hamid, Sri Handoyo Mukti, Tien Widianto. (2004). Kawasan Perbatasan Kalimantan: Permasalahan dan Konsep Pengembangan. Jakarta: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.

Hadiwijoyo, Suryo Sakti.(2012). ”Wilayah Negara Indonesia” Yogjakarta: Graha Ilmu.

Hobbes Thomas (2001). Sosiologi Manusia. Harapan Asa. Jakarta

Jellineck (2001). Kedaulatan Negara: Obor. Jakarta

Jenkin. P Thomas (2011). Politik Negara: Corong bangsa. Bandung

Kamarudin (2010). Ekonomi Perbatasan. Jakarta, bintang Terang.

Moleong. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi (terjemahan). Remaja Rosdakarya, Bandung.

Moodie (2010). Batas Negara. Pelita. Jakarta

Narbuko & ahmadi (2010). Methoda Kualitatif. Jakarta. Remaja.

Nasution (2003). Methode Kualitatif.

Pelangi. Jakarta.

Neuman (2006). Methode Kualitatif. Obor. Jakarta

Nugroho (2004). Pembangunan Wilayah Perbatasan. Pelita Harapan. Jakarta.

Rafael (2001). Politik Bersama. Cahaya. Semarang

Sudarmo. Tirto (2002). Pertahanan Perbatasan. Obor. Bandung.

Sudarsono,Juwono. (2011). ”Nasionalisme dan Ketahanan Budaya Di Indonesia” Sebuah Tantangan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Kuanti tati f Kualitatif, Alfabeta, Bandung.

Suhanto (2006). Budaya dan Perbatasan. Jogjakarta. Obor.

Sumarjan selo dalam Soerjono (2006). Perbatasan dan Budaya. Jakarta. Api Obor.

Sukirno (2006). Ekonomi dan Perbatasan. Obor, Jakarta

Soltau. F. Roger (2006). Politikus Gaya Baru. Obor. Jakarta

Wiliams, Raymond. (2001). Negara dn Ideologi, sinar Obor. Semrang.

Universitas Pertahanan. (2014). Pedoman Penulisan Karya Akhir Studi Universitas Pertahanan. Bogor : Universitas Pertahanan.

Taylor (1975). Methode kuantitatif. Obor. Jakarta

Undang-Undang

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang-undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI

Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara.

Jurnal

Moeldoko, (2012). Kompleksitas Pengelolaan Perbatasan.Tinjauan dari Perspektif Kebijakan Pengelolaan Perbatasan Indonesia. Jurnal Pertahanan Maret 2012,Vol 2,No 1.

Tesis

Firman Ependi (2008), Konsep Meningkat kan rasa nasionalisme warga sekitar batas negara di wilayah Kalimantan agar mau berpartisipasi dalam bela negara melalui kegiatan Binter

I Putu Eka A.P, (2013). Sinergitas TNI, POLRI, Imigrasi dan BPKP Dalam Pengamanan Wilayah Perbatasan Darat RI-PNG di Kab. Keerom Tahun 2012-2013.

Rusnawir Hamid, (2015). Carut Marut pembangunan kawasan per-batasan (Kalimantan Barat-Serawak)

Tri Winarno, (2014). Strategi Pertahanan Wilayah Perbatasan NKRI-Malaysia (Studi Kasus: Gelar Kekuatan Satgaspamtas TNI AD di Kabupaten Sanggau Provinsi Kalbar Tahun 2011-2013).

File Tambahan

Diterbitkan

2017-12-20

Cara Mengutip

Mansyah, A. (2017). Nasionalisme Masyarkat Indonesia di Perbatasan dan Dampaknya Terhadap Kedaulatan Negara (Studi di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat). Peperangan Asimetris (PA), 3(3). https://doi.org/10.33172/pa.v3i3.141