PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGANALISIS BERSATUNYA PULAU NUSAKAMBANGAN DENGAN PULAU JAWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN LAPAS NUSAKAMBANGAN

Authors

  • Tri Handayani Universitas Pertahanan Indonesia
  • Asep Adang Supriyadi Universitas Pertahanan Indonesia
  • Makmur Supriyatno Universitas Pertahanan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33172/tp.v1i2.489

Abstract

Isu bersatunya Pulau Nusakambangan dengan Pulau Jawa dilatarbelakangi oleh peristiwa sedimentasi yang terjadi di Laguna Segara Anakan. Pulau Nusakambangan dikenal dengan Pulau Penjara yang sangat aman, dimana terdapat tujuh Lembaga Pemasyarakatan untuk menempatkan narapidana high risk. LAPAS Nusakambangan merupakan objek vital Negara yang berada dibawah pengelolaan Kemenkumham. Akibat peristiwa sedimentasi timbul daratan baru di sebelah utara Pulau Nusakambangan, sehingga menyebabkan terbukanya akses menuju LAPAS Nusakambangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan garis pantai yang terjadi di Pulau Jawa yang diprediksi akan bersatu dengan Pulau Nusakambangan dimasa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan metode kombinasi, metode kuantitatif dilakukan dengan memanfaatkan teknologi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis untuk menganalisis perubahan garis gantai yang terjadi berbasis data citra satelit Landsat, kemudian dibuat model persamaan untuk memprediksi terjadinya penyatuan Pulau Nusakambangan dengan Pulau Jawa. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis dampak perubahan tersebut terhadap keamanan LAPAS Nusakambangan. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya perubahan garis pantai dari tahun 1962 hingga 2018. Perubahan garis pantai disebabkan oleh endapan sedimen di Laguna Segara Anakan yang berasal dari hulu sungai, sehingga terjadilah penambahan luas daratan yang signifikan di Pulau Jawa. Dengan asumsi tidak ada pengaruh pasang surut dan energi gelombang, penurunan luas permukaan perairan pesisir Pulau Nusakambangan akan terus terjadi. Diprediksi pada tahun 2030 luasnya tinggal 2.56% saja, artinya isu penyatuan Pulau Nusakambangan dengan Pulau Jawa itu akan
terjadi. Fenomena ini bisa menjadi sumber ancaman bagi LAPAS Nusakambangan. Ancaman yang mungkin terjadi dari aspek keamanan adalah kemungkinan terjadinya pelarian narapidana high risk, penyelundupan narkotika dan akses-akses terselubung para terorisme.

Kata Kunci : Teknologi Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis, Perubahan Garis Pantai, Sedimentasi, Keamanan LAPAS Nusakambangan

References

Buku

Kementerian Pertahanan. 2015. Buku Putih Pertahanan Indonesia. Jakarta: Kementrian Pertahanan.

Jurnal

Auliya, Putri, et al. 2017. “Efektivitas Penentuan Garis Pantai Menggunakan Citra Resolusi Tinggi dan Resolusi Menengah”. Jurnal Geodesi Undip. Volume 6, Nomor 1.

Firdaus, Insan. 2016. “Penempatan Teroris di Lembaga Pemasyarakatan”, Jurnal Penelitian Hukum De Jure. Volume 17, Nomor 4.

Lukas, Martin C. 2014. “Cartographic Reconstruction of Historical Envirnmental Change”. Cartographic Perspectives, Number 78.

Setiawan, Kuncoro Teguh, Yenni Marini dan Ahmad Supriyono. 2015. “Bedah Tuntas Data Citra Landsat 8 Untuk Wilayah Pesisir dan Laut”. Jurnal Lapan. Volume 10, Nomor 2.

Setyawan, Wahyu Budi. 2010. “Konservasi Bagi Estuari Segara Anakan”, Seminar Nasional (Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya Akuatik).

Sulton, Muchamad, Ibnu Sodiq dan Andy Suryadi. 2018. “Perkembangan Lembaga Pemasyarakatan Pulau Nusakambangan Kabupaten Cilacap” Journal of Indonesian History 7 (1).

Usman E, Sarmili L, Sampurno. 2005. “Rekonstruksi Proses Sedimentasi Perairan Lagoon Sagara Anakan” , Jurnal Geologi Kelautan. Volume 3, Nomor 3.

Winarno, Kusumo dan Ahmad Dwi Setyawan. 2003. “Penyudetan Sungai Citanduy, Buah Simalakama Konservasi Ekosistem Mangrove Segara Anakan”. Jurnal Biodiversitas. Volume 4 , Nomor 1.

Jurnal Online

Yuliara, I Made. 2016. “Modul Regresi Linear Sederhana”. dalam https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/3218126438990fa0771ddb555f70be42.pdf, diakses pada 27 Februari 2019.

Perundang – Undangan

Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional (RUU Kamnas) 16 Oktober 2012.

Staatsblad van Nederlandch Indie 1937 No.32 Tanggal 8 Juni 1937.

Website

Anonim. “Direktori Pulau-Pulau Kecil”, dalam http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/297, diakses pada 23 September 2018.

Anonim. “Pulau Nusakambangan dan Jawa akan bersatu dalam 10 tahun”, dalam https://www.liputan6.com/news/read/563887/wow-pulau-nusakambangan-dan-jawa-akan-bersatu-dalam-10-tahun , diakses pada 24 September 2018.

Darmawan, L. “Penyelamatan Segara Anakan Segera Dimulai”, dalam http://www.mongabay.co.id/2016/07/26/penyelamatan-segara-anakan-segera-dimulai/, diakses pada 26 September 2018.

Sugandi, Dede dan Jupri. “Pemanfaatan Citra Satelit Landsat Dalam Pengelolaan Tata Ruang dan Aspek Perbatasan Delta di Laguna Segara Anakan”, dalam http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196006151988031-JUPRI/artikel_jurnal_gea.pdf ,diakses pada 24 September 2018.

Downloads

Published

2020-04-22

How to Cite

Handayani, T., Supriyadi, A. A., & Supriyatno, M. (2020). PEMANFAATAN TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MENGANALISIS BERSATUNYA PULAU NUSAKAMBANGAN DENGAN PULAU JAWA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN LAPAS NUSAKAMBANGAN. Teknologi Penginderaan, 1(2). https://doi.org/10.33172/tp.v1i2.489

Most read articles by the same author(s)